Sunday, April 23, 2017

#Kartiniwish : Panggil gue mbak..

Iuh wanginya mbak-mbak banget.

Dasar lu mbak2!

Idih pacar barunya dia kan mbak2!?

Mungkin sebagian besar dari kalian sering mendengar lontaran kata2 diatas. Yang mana hal tersebut uda lumrah disebutin (biasanya oleh sesama perempuan) ga peduli cewe tsb keturunan ataupun yang pribumi asli.

Terkesan mbak2 itu sebutan yang melecehkan/merendahkan bagi sesama perempuan, dan uda biasa banget dibuat becandaan untuk sesuatu yang terkesan ga berkelas, ga oke dsb.

Ntah juga analogi ini datang darimana, tapi sih kalo boleh coba menyimpulkan, mungkin becandaan "mbak" muncul karena banyaknya asisten rumah tangga, yang biasanya berasal dari suku (mohon maaf) Jawa. *cmiiw* dan dipanggil dengan sebutan mbak.

Padahal faktanya pekerjaan asisten rumah tangga ga sejelek yang orang-orang pikirin (ga ada mbak kelar idup lu!) dan ga cuma dipegang oleh orang Jawa doank??

Plus dalam bahasa Jawa pemakaian kata Mbak sebenarnya ditujukan untuk memanggil kakak perempuan ataupun perempuan yang lebih tua dari kita, jadi ya salah besar sih kebiasaan menjadikan kata "mbak" sebagai lelucon maupun ajang ledek2an oleh sesama perempuan atau siapapun.
--------------------------------------------
Terlepas dari semua itu, kalo boleh jujur gw  malah lebih suka dipanggil mbak loh :)  

Lah kok gituuuuuu???

Secara tampang emang sih muka gw cici2 banget, dan mungkin orang ga akan percaya kalo gw pribumi, meskipun bapaknya bokap gw (kakek) adalah seorang pribumi, dan bahkan seorang Muslim, yang diblend (nikah) sama nenek gw, seorang wanita keturunan Tionghoa, dan dilanjutkan juga dengan bokap gw yang menikahi wanita Tionghoa (nyokap gue).

Ditambah lagi meskipun pribumi, Alm.Kakek gw berdarah Nias yang mostly orangnya putih2 dan matanya juga sipit2 kaya Cina! Jadi? Siapa sih yang percaya kalo gw masih berdarah pribumi??

Oke kembali lagi  kenapa bisa gw lebih suka dipanggil mbak? Khususnya diluar keluarga ataupun komunitas yang masih ada Chinese2nya (maklum double agent, pribumi iya, Tionghoa iya) ???

Karena disitulah gw sangat merasa kalo gw tidak diperlakukan rasis :)

"Mau kemana mbak? Berangkat kerja ya?"

"Mau kemana ci? Berangkat kerja ya?"

Jujur kalo gw boleh milih, meskipun inti pertanyaan sama, gw akan tetep pilih pertanyaan yang pertama. Karena ya cuma di moment itu gw merasa bener2 dihargai sebagai Warga Negara Indonesia, meskipun tampang dah menyatakan Chinese detected!

Ya kadang2 ada juga sih moment dipanggil mbak yang ngeselin....

"Mbak cina ya?"

Begitu kurang lebih pertanyaannya "Cina lagi Cina lagi :')"

Dan bertepatan sama Hari Kartini ini (uda lewat woy 3 hari lalu) kalo boleh gw mengutarakan harapan gw sebagai perempuan Indonesia, gw pengen banget kedepannya bakal lebih sering dipanggil mbak :)

Alasannya.. bagi gw panggilan "mbak" adalah panggilan iconic asli Indonesia, dan ketika kata itu disebutkan ke perempuan, seakan ga ada lagi batas.. plek ya lu perempuan Indonesia! Asli.. tanpa perlu memandang lagi apapun suku u.

Kedua; gw pengen siapapun, teristimewa sesama perempuan, buat ga lagi menjadikan kata mbak2 sebagai bahan becandaan untuk merendahkan seseorang. Karena kalo habbit tersebut terus dilakuin, otomatis panggilan iconic ini bakalan mati, dan identitas sebagai  wanita Indonesia pun bakalan semakin ilang. Bayangin kalo lu lagi jalan ke luar negeri terus ada yang saling sapa manggil mbak? Automatically lu bakal langsung recognize kan kalo dia perempuan Indonesia, sama seperti lu? Dan gimana u ga bangga nemuin sesama perempuan Indonesia di negeri yang berbeda? That's it..

Terakhir semoga kedepannya juga ga ada lagi rasis2an, SARA2an, khususnya bagi perempuan-perempuan di Indonesia, karena apapun ras lu, suku lu, agama lu, gw yakin kalian semua cuma merasa kalian itu wanita Indonesia asli, dan gamau dibeda-bedain apalagi di KW-KW in :)

Selamat *belated* Hari Kartini !